Minggu, 26 Oktober 2008

Tugas Pr di perusahaan

Juni 2008
Kehadiran public relations (PR) bagi suatu instansi atau organisasi dirasa penting dan menjadi sebuah keharusan. PR dituntut untuk menjembatani komunikasi antara manajemen dengan karyawan, juga perusahaan dengan pihak luar. Caranya?
Keberadaan PR di suatu perusahaan tidak boleh dipandang remeh. Seperti kita ketahui, tugas PR salah satunya adalah menjaga hubungan harmonis antara karyawan dengan perusahaan, dan perusahaan dengan pihak luar. Misalnya, menciptakan komunikasi yang efektif, keserasian hubungan antara pimpinan dan bawahan, baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga dapat memperkuat kerja sama tim. Di sisi lain, PR juga diharapkan dapat membentuk citra yang positif tentang perusahaan.
Di antara banyak perusahaan, PT Unilever Indonesia Tbk. layak dijadikan contoh. Kenapa? Di perusahaan ini PR telah berperan sebagai partner bagi manajemen dan karyawan. Maria Dewantini Dwianto, Head of Corporate Communication PT Unilever Indonesia Tbk. menjelaskan, fungsi PR di Unilever berada di Direktorat Corporate Relation (CR). Setidaknya ada tiga tugas utama yang diemban departemennya, yakni protecting, preempting dan promoting.
“Semua tugas CR nggak jauh-jauh dari reputasi perusahaan. Dia (Corporate Relation) bertugas mem-protect reputasi dan mem-preempt seandainya ada isu. Kami sudah siap dan mempromosikan yang positif mengenai perusahaan,” ujarnya kepada HC saat ditemui seusai konferensi pers di Hotel Shangri La, Jakarta, akhir bulan lalu. Wanita yang akrab disapa Mia ini menambahkan, di masing-masing fungsi CR ada bagian lain yang berperan memastikan bahwa fungsi ini berjalan dengan baik.
Sekadar gambaran, CR di Unilever terdiri atas dua departemen, yakni Corporate Communications dan Yayasan Unilever Peduli. Yang disebut terakhir ini bergerak dalam menangani soal Corporate Social Responsibility (CSR). Sementara Corporate Communications yang dinahkodai Mia memiliki tiga divisi, yaitu divisi internal communications, external communications dan public affair atau Government Relation. Jumlah karyawan di Departemen Corporate Communication sekitar 13 orang.
Saat ini tugas Mia di antaranya adalah membawahi berbagai isu manajemen. Menurut Mia, ini termasuk dalam fungsi protect. Tugasnya adalah melindungi perusahaan dari segala macam isu atau permasalahan yang muncul, baik dari internal maupun eksternal perusahaan. “Kalau di external communication ada yang namanya preempt. Yaitu mengantisipasi isu-isu yang saat ini belum ada, tapi kemungkinan muncul di kemudian hari. Bisa dibilang, kami menjadi mata dan telinga perusahaan,” ujarnya menjelaskan.
Sementara itu, peran internal communication tidak kalah penting. “Kami merasa bahwa semua karyawan Unilever adalah ambassador bagi perusahaan,” tuturnya. Karena itu, Corporate Communication harus bisa mengomunikasikan dengan baik mengenai kondisi perusahaan kepada karyawan, agar mereka merasa nyaman bekerja di Unilever. “Mereka (karyawan) bisa menjadi duta kami untuk bersuara di luar,” katanya. Internal communication juga harus melakukan upaya untuk dapat memecahkan permasalahan dalam lingkungan interen perusahaan, seperti memelihara hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan serta mengadakan komunikasi teratur dan tepat guna dalam perusahaan secara vertikal dan horizontal.
Peran Corporate Communication di Unilever sebagai jembatan komunikasi antara manajemen dengan karyawan, bisa dilihat, misalnya, saat menyosialisasikan penerapan Code of Business Principle (COBP) kepada karyawan. COBP ini merupakan program yang dikeluarkan oleh perusahaan mengenai prinsip kode etik berbisnis yang harus ditaati oleh semua karyawan.
Dalam hal ini, Corporate Communication harus bisa memastikan bahwa COBP ini tidak hanya perlu diketahui karyawan, tapi mereka pun harus memahami isinya. “Saya dengan bagian internal communication akan cari akal bagaimana caranya menyosialisasikan COBP. Kami cari segala macam cara, bisa melalui booklet, bikin acara atau aktivitas tertentu yang berkaitan dengan COBP. Jadi, caranya bisa macam-macam,” papar Mia.
Sejauh ini, komunikasi internal yang ia nilai efektif selain memberi booklet, juga mengirim informasi melalui email secara rutin. “Kalau ke karyawan harus sering diingatkan. Kami juga memberi reminder, bahwa ini ada peraturan yang harus ditaati,” ungkapnya. Di samping itu, lanjutnya, bisa juga dibuat semacam kegiatan. Misalnya, COBP sempat dijalankan bersamaan dengan acara 17 Agustusan. “Saat itu kami bikin di lobby kantor. Kami buat pohon-pohonan, kemudian karyawan diminta menulis di secarik kertas suatu sikap yang menurut karyawan mendukung COBP atau malah melanggar COBP,” ujarnya.
Langkah tersebut, menurut lulusan Sastra Inggris UI, ini merupakan salah satu faktor pendorong employee engagement (keterikatan karyawan) di perusahaan. Dengan demikian, peran Corporate Communication tidak hanya sekadar satu arah dalam berkomunikasi dengan karyawan. Lebih dari itu, Corporate Communication dapat memberikan keterikatan kepada karyawan untuk ikut serta dalam program perusahaan. “Supaya mereka juga tahu bahwa ini adalah masalah kita semua yang harus kita handle bersama,” tuturnya.
Saat ditanya mengenai kendala yang dihadapi di komunikasi internal, Mia menjelaskan, selama ini tantangannya lebih kepada soal pengetahuan dan lokasi. Jelas ada perbedaan dalam cara berkomunikasi antara jajaran direktur dengan buruh di pabrik. Ini lantaran level of knowledge-nya berbeda. Sedangkan dari segi lokasi, Unilever memiliki pabrik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Dalam hal jarak, cara mengatasinya adalah dengan memanfaatkan teknologi. “Kami coba atasi dengan video conference. Misalnya, kami bikin suatu pertemuan yang diadakan di head office, tapi bisa diikuti oleh teman-teman di area lain. Nah, dengan memanfaatkan teknologi masalah jarak bisa teratasi,” ungkapnya.
Diakui Mia, masing-masing divisi Corporate Communication saat ini memiliki pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Di antaranya, memastikan efektivitas dari komunikasi internal. Selama ini banyak channel yang dilakukan Unilever dalam komunikasi interen, misalnya melalui news letter, intranet, portal, flyer, poster dan email. “Jadi, kita harus menemukan cara untuk melihat mana yang paling efektif. Zaman terus berubah. Suatu cara yang dulu dianggap efektif, sekarang bisa saja dipandang tidak efektif lagi. Jadi, harus selalu ada cara baru,” Mia menerangkan.

pers release 2

MAYDAY HARI HARAPAN
Sejak zaman purbakala, tanggal 1 Mei memiliki arti khusus bagi orang-orang yang tinggal di belahan utara bumi. Tanggal 1 Mei adalah awal dimulainya musim panas.
Dalam kebudayaan Celtic ada festival Beltane,festival yang dirayakan pada 1 Mei.Saat itulah ternak dilepas di padang rumput yang sedang subursuburnya di musim panas.Pada perayaan ini, para pemimpin spiritual Celtic akan menyalakan api unggun raksasa di tengah permukiman sebagai perlambang harapan akan datangnya panen berlimpah di bulan-bulan yang akan datang.
Orang-orang dari kebudayaan Germanik memiliki festival musim panas, yang berlangsung sejak malam 30 April sampai 1 Mei. Pada malam 30 April, orang menyalakan api unggun besar untuk menangkal sial dan gangguan roh-roh jahat. Dengan begitu, tanggal 1 Mei menjadi hari dengan harapan baru muncul, bebas dari kesialan dan roh jahat.Masih banyak festival seperti ini di seluruh Eropa, baik pada zaman pra-Nasrani maupun setelah agama Nasrani meresap ke seluruh tatanan masyarakat.
Jadi,sudah sejak lama sekali tanggal 1 Mei menjadi sebuah tanggal yang melambangkan harapan akan hari depan, yang bebas dari keterikatan, bebas dari kekuatan jahat,bebas dari beban penderitaan hidup.Gereja Katolik tentu berusaha melarang perayaan festival pemujaan dewadewa semacam ini.Tapi sebagaimana halnya upaya pelarangan tradisi yang banyak terjadi di seluruh dunia, upaya ini tidak sepenuhnya berhasil. Perayaan-perayaan ini terus dilangsungkan di seluruh Eropa sampai 1700-an.
Kelanjutan Tradisi
Tradisi perayaan Mayday tradisional di Eropa diteruskan oleh masyarakat perkotaan yang kebanyakan terdiri atas para perajin yang tergabung dalam gilda-gilda.Pada hari itu, masyarakat perkotaan akan mengadakan pesta, memilih seorang “Ratu Mei” yang akan menjadi perlambang rezeki baik dan menobatkan seorang Robin Goodfellow, Lord of Misrule.Robin Goodfellow ini akan dijadikan raja sehari dan dijadikan bahan olokolok oleh seluruh peserta pawai.
Untuk satu hari, pada hari perayaan 1 Mei,Mayday,”Raja menjadi sasaran olok-olok”. Tentu saja, para bangsawan dan jajaran penguasa lainnya memandang perayaan ini dengan rasa tidak senang–aroma pemberontakan di dalamnya terlalu keras untuk diabaikan begitu saja. Jadi,nasib perayaan yang muncul dalam bentuk baru ini pun mendapat tentangan dari para penguasa.
Upaya-upaya pemerintah dan Gereja untuk memberangus perayaan ini berlangsung di mana-mana. Bahkan di Inggris, perayaan Mayday dinyatakan sebagai aktivitas terlarang pada 1600-an. Tongkat estafet untuk perayaan Mayday diambil oleh gerakan buruh. Kelas buruh, yang muncul sebagai akibat peralihan sistem produksi gilda menjadi sistem industrial, mewarisi semangat penentangan terhadap kekuasaan yang dilambangkan oleh perayaan Mayday dari para pendahulu mereka.
Karena itu tidaklah mengherankan bahwa seruan demonstrasi pada 1 Mei 1886 yang dikuman dangkan oleh Knights of Labor, salah satu serikat buruh terpenting di Amerika Serikat di abad ke- 19, disambut oleh ratusan ribu pekerja di sana. Demonstrasi yang dilangsungkan di seluruh Amerika pada 1 Mei 1886 itu adalah hasil sebuah kampanye terorganisir untuk memangkas jam kerja menjadi hanya delapan jam sehari.
Kampanye ini sudah dimulai di era 1860-an,segera setelah selesainya perang sipil yang menghan curkan sistem perbudakan di Negeri Paman Sam itu. Kampanye perbaikan upah memang sering lebih disorot,namun bagi buruh, upah setinggi apa pun tidak akan banyak gunanya jika mereka diharuskan bekerja dua belas sampai lima belas jam di pabrik-pabrik– jauh di atas kemampuan normal manusia untuk bekerja.
Bahkan kerja delapan belas jam bukan satu hal yang jarang dijumpai di tengah industri Eropa dan Amerika Serikat masa itu. Kelelahan yang akut akan membuat seseorang tidak lagi dapat menikmati hasil cucuran keringatnya sendiri. Di samping itu,karena waktu terjaga dihabiskan untuk bekerja, seorang buruh tidak akan lagi memiliki waktu untuk olah jiwa, untuk rekreasi, untuk mengem bangkan diri, dan kepribadian.
Seorang buruh benar-benar menjadi sebuah mesin, yang akan digantikan begitu saja demikian mesin itu mengalami keausan. Karena itu, kampanye untuk pemotongan jam kerja merupakan salah satu kampanye terpenting untuk menjamin kesejahteraan buruh. Kampanye peningkatan upah, tanpa diimbangi dengan kampanye pemotongan jam kerja, tidak akan berarti banyak bagi peningkatan kesejahteraan buruh.
Peristiwa Haymarket Square, yang sering ditunjuk sebagai patokan bagi perayaan Mayday di masa modern, merupakan bagian dari sebuah aksi nasional yang berlangsung di seluruh Amerika Serikat. Aksi ini dipersiapkan selama setahun oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions dan Knights of Labor.
Di seluruh Amerika Serikat, represi oleh kepolisian berlangsung di seluruh kotakota industri, namun di Chicagolah represi berlangsung paling keras dan menimbulkan korban tewas,baik di pihak buruh maupun polisi. Pengadilan yang dilangsungkan sesudahnya atas para pimpinan demonstrasi di Haymarket Square menghasilkan hukuman gantung bagi Albert Parsons, August Spies, George Engle, dan Adolph Fischer.
Perlambang Harapan
Walau demikian, sekalipun 1 Mei 1886 berakhir dengan banyak kekalahan di pihak gerakan buruh, tuntutan delapan jam kerja yang kemudian dikumandangkan tiap tahun pada 1 Mei akhirnya mengalami kemenangan di mana-mana. Saat ini, kalau pekerja di seluruh dunia menikmati delapan jam kerja sehari, seharusnya mereka mengingat bahwa salah satu tonggak penting perjuangan untuk mencapai itu dirayakan tiap tahun pada tanggal 1 Mei.
Sejak zaman purbakala, Mayday telah menjadi hari di mana pengorbanan diberikan, untuk menum buhkan harapan dan membangkitkan tenaga juang untuk meraih hari depan yang lebih baik. Perayaan 1 Mei telah diwariskan dari zaman ke zaman, lewat generasi demi generasi, untuk selalu menjaga api harapan berkobar di dada mereka yang berjuang demi kesejahteraan, demi masa depan yang lebih cerah dan gemilang.(*)

editorial 2

-10-2008 18:00 WIB



























Hilangkan strecht mark dengan kopi
penulis:purwanti
Bagi Anda yang baru saja melahirkan, tentu penampilan Anda terganggu dengan hadirnya stretch marks atau selulit yang hadi pasca melahirkan. Ada satu perawatan yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan selulit tadi.
Kopi selain dikonsumsi juga memiliki manfaat yang digunakan di luar tubuh. Kopi bubuk hitam yang biasa kita sebut dengan kopi tubruk, bisa digunakan untuk perawatan tersebut.

Caranya, Anda siapkan ampas kopi bubuk hitam secukupnya, lalu gosokkan perlahan pada bagian tubuh yang mengalami selulit. Lakukan rutin, agar hasilnya maksimal.

Selain mampu menghilangkan selulit, bubuk kopi disinyalir juga dapat memperbaiki sirkulasi darah, menghaluskan kulit, anti-oksidannya mampu mencegah penuaan dini, detoksifikasi, mempercepat pengelupasan sel-sel kulit mati, sehingga kulit menjadi cerah dan lembut.

Saat ini sudah banyak salon-salon kecantikan yang menawarkan scrub kopi atau lulur kopi dengan harga yang cukup terjangkau dan dengan perawatan maksimal. Seperti di Bale-bale Tradisonal Spa dan Air Cantee Spa, jika Anda berada di luar negeri khususnya Amerika Serikat, ada banyak varian scrub kopi. Seperti produsen scrub di Michigan, AS, Indira Skin Care, membuat scrub coffee latte dengan ekstrak minyak kelapa dan teh hijau.

advetorial

Program Atlet Andalan Jangan Setengah Hati
Oleh admin
Minggu, 19-Oktober-2008, 10:19:31
328 klik



Olimpiade Beijing 2008 menunjukkan bagaimana negara-negara besar membangun olahraganya. Cina sukses menjadi peringkat pertama Olimpiade 2008 dengan 51 keping emas. Amerika Serikat kali ini harus puas berada di peringkat dua dengan 36 emas. Namun, Amerika masih unggul dalam jumlah pengumpulan medali, 110 medali. Baik Cina, AS, Rusia, Inggris, Jerman, maupun Australia memiliki program atlet andalan yang direncanakan dan terorganisasi secara sistematis.
Oleh: Fritz E. Simandjuntak Olimpiade Beijing 2008 menunjukkan bagaimana negara-negara besar membangun olahraganya. Cina sukses menjadi peringkat pertama Olimpiade 2008 dengan 51 keping emas. Amerika Serikat kali ini harus puas berada di peringkat dua dengan 36 emas. Namun, Amerika masih unggul dalam jumlah pengumpulan medali, 110 medali. Baik Cina, AS, Rusia, Inggris, Jerman, maupun Australia memiliki program atlet andalan yang direncanakan dan terorganisasi secara sistematis. Sejak politik diplomasi pingpong tahun 1971 serta kembali diterimanya Cina sebagai anggota IOC tahun 1979 sejalan dengan kebijakan politik luar negeri Cina untuk membuka diri dengan dunia internasional, maka Cina langsung bertekad untuk menjadi yang terbaik di Olimpiade. Untuk itu, Cina meluncurkan program atlet andalan dengan sebutan “juguo tichi”. Dalam hal ini, kendali manajemen pelatnas sepenuhnya berada di tangan pemerintah pusat dan seluruh pemerintah daerah diwajibkan mendukung program ini. Hal pertama yang dilakukan Cina adalah membangun fasilitas latihan yang dilengkapi dengan peralatan modern dan laboratorium untuk penerapan iptek olahraga, termasuk fasilitas olahraga di sekolah dan perguruan tinggi. Dengan menyesuaikan postur kebanyakan orang Cina, maka mereka fokus pada cabang olahraga yang membutuhkan refleks, kecepatan dan kelenturan tinggi, seperti senam, tenis meja, bulutangkis, dan loncat indah, serta beberapa cabang yang sangat tergantung pada penilaian juri. Melengkapi program tersebut, mulai tahun 2001 Cina juga meluncurkan program 119 yang lebih difokuskan pada beberapa cabang yang bukan jadi unggulan Cina tetapi jumlah medali emas yang diperebutkan sangat banyak, yaitu mencapai 119 emas. Termasuk dalam program 119 ini antara lain cabang atletik, renang, layar, dan kano. Untuk mencapai ambisi tersebut, Cina menyediakan dana sebesar US$ 4,8 miliar di mana 90% digunakan untuk membayar uang saku atlet dan pelatih serta perlengkapan latihan. Program atlet andalan juga menjadi perhatian serius pemerintah Australia. Sejak tahun 1981 pemerintah Australia membangun fasilitas pemusatan latihan modern di Canberra yang diberi nama Australia Institute of Sport (AIS) di atas tanah seluas 65 hektar. Dilengkapi dengan laboratorium penelitian dan medis, AIS mulai membina 150 calon atlet andalan dari beberapa cabang, seperti renang, atletik, angkat besi, senam, bola basket, bola tangan, sepakbola, dan tenis. Setiap tahun AIS merekrut 600 atlet dari 25 cabang olahraga untuk ditempa menjadi atlet dunia dengan dukungan dana dari pemerintah dan pihak swasta. “Sport is the first form of Australian foreign policy”. Keberhasilan Australia itu ditiru Inggris, yang pada 1999 meluncurkan dua program untuk mempercepat prestasi atlet Inggris di Olimpiade. Pertama, membangun pusat latihan modern UK Sport Institute (UKSI) di 10 daerah. Kedua, meluncurkan program World Class Performance, yang fokus pada penggalangan dana baik melalui sponsorship maupun undian berhadiah. Sementara itu, pembinaan atlet di AS selalu berkaitan dengan pendidikan. Kompetisi olahraga antarsekolah dan universitas sangat padat dan seorang yang ingin menjadi atlet disyaratkan memperoleh nilai baik dalam pelajarannya. Pembinaan olahraga melalui sekolah dan universitas dikoordinasi oleh National Collegiate Athletic Association (NCAA), yang didirikan pada 1906. Para atlet dibina untuk menjadi atlet dunia, Olimpiade, dan profesional. Para atlet tersebut bisa saja menerima sponsor pribadi. Tiger Wood, Shaquille O’Neal, Lindsay Davenport, Michael Phelps adalah atlet-atlet yang selain menapak karier di olahraga, juga tetap bersekolah di perguruan tinggi. Atlet Andalan Indonesia Bagaimana dengan Indonesia? Sejak berakhirnya SEA Games 2007, pemerintah mencanangkan program atlet andalan (PAL). Diperkirakan ada 100 atlet andalan yang dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games 2011. Biaya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan atlet tersebut bisa mencapai Rp 700 miliar. Karena untuk 2011, jelas targetnya adalah meraih kembali kejayaan Indonesia sebagai negara terbaik di Asia Tenggara dalam bidang olahraga. Ada beberapa kelemahan dari program ini. Pertama adalah mengapa defining victory hanya di tingkat SEA Games dan bukan Olimpiade? Selama ini memang tidak jelas fokus utama pemerintah dan KONI/KOI. Kita semua tahu bagaimana minimnya persiapan atlet dalam menghadapi Olimpiade Beijing 2008. Peluang Lisa Rumbewas mengukir sejarah dengan menjadi atlet pertama Indonesia yang meraih medali di 3 Olimpiade gagal karena kurang bertanding. Tidak jelasnya fokus dan prioritas pemerintah dan KONI/KOI juga terlihat dari keputusan menjadi tuan rumah Asian Beach Games (ABG), 18-25 Oktober 2008 di Bali. Dana yang dibutuhkan untuk olahraga yang sifatnya rekreasi dan hiburan ini bisa mencapai lebih dari Rp 300 miliar. Untuk penyelenggaraan, pemerintah membantu dana sekitar Rp 150 miliar, sementara untuk pemusatan latihan sekitar Rp 21 miliar. Padahal untuk Olimpiade 2008 pemerintah hanya mengalokasikan Rp 35 miliar. ABG, yang diselenggarakan di tepi pantai, di mana prestasi dan rekam jejaknya pun akan hilang tertiup angin, malah mendapat dukungan dana yang lebih besar daripada persiapan Olimpiade. Kedua, di manakah 100 atlet andalan Indonesia berlatih? Sejak berubahnya kompleks olahraga Senayan menjadi pusat perbelanjaan, Indonesia praktis tidak memiliki pusat latihan nasional yang terpusat di satu lokasi, berfasilitas modern termasuk peralatan, laboratorium, dan medis. Ketiga, struktur dan personel yang duduk di program atlet andalan kita ternyata tidak penuh waktu. Bahkan banyak personel yang merangkap jabatan di induk organisasi dan KONI/KOI. Proses pembinaannya pun bisa akan kita duga. Selain tidak fokus, juga terjadi konflik kepentingan karena ingin mengajukan cabang dan atletnya sendiri ikut dalam program ini. Keempat, program atlet andalan adalah puncak dari proses pembinaan atlet. Mereka dapat dikategorikan sebagai atlet yang dilatih untuk memenangkan setiap pertarungan (train to win). Pertanyaannya, bagaimana dan apa program pemerintah dalam pembinaan atlet di akar rumput (fundamental train), yaitu di sekolah-sekolah dasar dan menengah? Kelemahan-kelemahan mendasar di atas mestinya sudah harus ada jawabannya terlebih dulu baik oleh pemerintah maupun KONI/KOI sebelum meluncurkan meluncurkan program atlet andalan. Karena itu, petinggi olahraga di Indonesia harus sepakat dulu tentang model percepatan prestasi atlet yang akan diterapkan. Model apa pun yang diambil harus dimulai dari menentukan defining victory dari pembinaan atlet andalan yang tertinggi. Janganlah ambil model di mana defining victory karena ambisi pribadi. Inilah yang membuat olahraga Indonesia semakin ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri

Rabu, 15 Oktober 2008


Hotel Horison Semarang

Berdiri 22 November 2002 dan berlokasi di jantung kota, Hotel Horison Semarang hadir sebagai partner klien di mana semua event dapat terselenggara di dalamnya. Bila Anda datang ke kota lumpia, salah satu destinasi yang wajib dikunjungi adalah kawasan Simpang Lima. Inilah kawasan belanja di jantung Kota Semarang. Di sini, setidaknya 4 mal berdiri megah. Juga sejumlah hotel, salah satunya Hotel Horison Semarang.
Selama enam tahun beroperasi, hotel yang tergabung dalam Metropolitan Golden Management Group ini selalu memperoleh tingkat hunian kamar tertinggi di Semarang, lebih dari 75 persen per bulan. “Tahun 2007 kemarin kami menutup occupancy tahunan 79 persen,” kata A. Retnowati Executive Assistant hotel ini.
Hotel Horison Semarang

editorial


Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman,atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikianlayak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliahsaya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosensangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orangmemilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama “Smiling.”Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepadatiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Sayaadalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum padasetiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anakbungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoranMcDonald’s yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingindan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela danmeminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat dudukyang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiaporang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semulaantri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihatmengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membauisuatu “bau badan kotor” yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakangsaya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dantidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebihpendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang “tersenyum”kearah saya.Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasihsayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima‘kehadirannya’ ditempat itu.
Ia menyapa “Good day!” sambil tetap tersenyum dan sembari menghitungbeberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya‘tugas’ yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkantangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segeramenyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelakidengan mata biru itu adalah “penolong”nya. Saya merasa sangat prihatinsetelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal sayabersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin sayapesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelakibermata biru segera memesan “Kopi saja, satu cangkir Nona.” Ternyata darikoin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudahmenjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran danmenghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya keduaorang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpakubeberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempatduduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedangmengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saatitu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pastijuga melihat semua ‘tindakan’ saya.
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketigakalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan mintadiberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada dicounter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduksuami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalanmelingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untukberistirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, danmeletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bematabiru itu, sambil saya berucap “makanan ini telah saya pesan untuk kalianberdua.”
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basahber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata “Terima kasih banyak, nyonya.”Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata“Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga beradadi sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untukmenyampaikan makanan ini kepada kalian.”

Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluklelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedualelaki itu.
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkanmereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempatduduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis sayasambil tersenyum dan berkata “Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkandirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan ‘keteduhan’ bagi dirikudan anak-2ku! ” Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itukami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena ‘bisikanNYA’ lah kamitelah mampu memanfaatkan ‘kesempatan’ untuk dapat berbuat sesuatu bagi oranglain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akanmeninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satupersatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin ‘berjabat tangan’ dengankami.
Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap“Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yangberada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akanlakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.”

Saya hanya bisa berucap “terimakasih” sambil tersenyum. Sebelum beranjakmeninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu,dan seolah ada ‘magnit’ yang menghubungkan bathin kami, mereka langsungmenoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearahkami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah sayalakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 ‘tindakan’ yangtidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada sayabetapa ‘kasih sayang’ Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan ‘cerita’ iniditangan saya. Saya menyerahkan ‘paper’ saya kepada dosen saya. Dan keesokanharinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas,ia melihat kepada saya dan berkata, “Bolehkah saya membagikan ceritamu inikepada yang lain?” dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulaikuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Iamulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen,dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sangdosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruangkuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian ituberlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat sayadiantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanyadengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .
“Tersenyumlah dengan ‘HATImu’, dan kau akan mengetahui betapa ‘dahsyat’dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu.”

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah ‘menggunakan’ diri saya untuk menyentuhorang-orang yang ada di McDonald’s, suamiku, anakku, guruku, dan setiapsiswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Sayalulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangkukuliah manapun, yaitu: “PENERIMAAN TANPA SYARAT.”
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi olehpara pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknaicerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara MENCINTAISESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, danbukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKANSESAMA!
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskancerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada ‘malaikat’ yang akanmenyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerakhatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedangmembutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi darikehidupanmu, tetapi hanya ’sahabat yang bijak’ yang akan meninggalkan JEJAKdi dalam hatimu.Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untukberinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang,akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebihbanyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya!Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka,tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itutetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang ‘cantik’ adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orangtua yang ‘cantik’ adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMANMEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkansemua itu dari pengalaman dirimu sendiri

press release 1

PENINJAUAN REALISASI PNPM MANDIRI DAN PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI KABUPATEN PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAHPurworejo, 17 April 2008
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri atau PNPM Mandiri telah dilaksanakan secara nasional sejak tanggal 30 April 2007 yang lalu, yaitu saat Presiden RI meluncurkan program ini di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Program ini dipandang sebagai program besar, mengingat cakupan wilayah serta masyarakat yang terlibat dalam program ini sangat luas. Program ini sangat strategis dan fundamental, karena menjadi wadah dari berbagai kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang berbasis masyarakat yang selama ini ada di berbagai kementrian/lembaga. Arahan Bapak Presiden RI pada saat Sidang Kabinet tanggal 7 September 2006 merupakan langkah yang sangat tepat untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja melalui harmonisasi dan sinkronisasai program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri bukan sekedar membagikan – bagikan dana bergulir, namun terkandung didalamnya pembelajaran bagi masyarakat tentang demokratisasi pada akar rumput, menghidupkan kembali nilai-nilai tradisi yang baik, membangun dan membudayakan semangat kemitraan serta upaya peningkatan keberdayaan dan kemandirian masyarakat sehingga masyarakat menjadi modal sosial bangsa.Pada tahun 2008, telah diharmonisasikan 6 (enam) program masuk dalam wadah PNPM Mandiri, yaitu PNPM Perdesaan atau Program Pengembangan Kecamatan (PPK); PNPM Perkotaan atau Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), PNPM Infrasturktur Perdesaan atau Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan(PPIP); PNPM Daerah Tertinggal dan Khusus atau Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK); PNPM Agribisnis Perdesaan atau Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan yang sedang diharmonisasikan adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Mandiri Pesisir (PEMP) atau PNPM Masyarakat Pesisir ke dalam PNPM Mandiri. Pada tahun 2009 diharapkan program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat yang tersebar dikementrian /lembaga dapat tergabung dalam wadah PNPM Mandiri.Untuk Provinsi Jawa Tengah, sebagaimana yang telah dilaporkan pada waktu acara Temu Wicara Presiden dan Nelayan di Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 9 April 2008 yang lalu, bahwa besarnya dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) untuk penanggulangan kemiskinan yang disalurkan kepada masyarakat Jawa Tengah melalui PNPM Mandiri adalah Rp. 986,46 Milyar.Untuk Kabupaten Purworejo Besarnya dana BLM PNPM Mandiri pada tahun 2008 ini adalah Rp 24,837 Milyar, Yang terdiri atas; PNPM Perdesaan di 6 Kecamatan dengan nilai BLM Rp. 16,25 Milyar, PNPM Perkotaan di 1 Kecamatan dengan nilai BLM Rp. 4,45 Milayar, PNPM Agribisnis Perdesaan di 9 kecamatan pada 35 desa dengan nilai BLM Rp.3,5 Milyar, PNPM-Masyarakat Pesisir dengan nilai BLM Rp. 637,125 juta.Pada tanggal 5 November 2007 yang lalu, Bapak Presiden RI juga telah meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat Atau KUR. Untuk Provinsi Jawa Tengah melalui Bank BRI telah direalisasikan kredit sebanyak Rp.109,3 Milyar kepada 22.943 petani dan pengusaha mikro. Bank BNI telah merealisasikan sebanyak Rp. 114,8 milyar kepada 1.180 pengusaha mikro dan industri kecil. Bank Mandiri telah merealisasikan sebesar Rp.52,82 milyar kepada 2.154 petani tebu dan peternak sapi perah. Bukopin yang beru kali ini dilaporkan telah merealisasikan KUR sebesar Rp. 37,72 milyar untuk 95 nasabah koperasi dan kelompok usaha pertanian, perkebunan, dan Usaha Mikro dan Kecil. Untuk Kabupaten Purworejo, BRI telah merealisasikan KUR sebesar Rp. 14 milyar kepada 2.667 nasabah. Bank Mandiri telah merealisasikan KUR sebesar Rp. 12,1 milyar kepada 228 petani tebu dan usaha mikro. Sedangkan pada Bank BNI telah direalisasikan sebanyak Rp. 4,5 milyar kepada 52 pengusaha mikro dan industri kecil, dan pada Bank Bukopin telah direalisasikan sebanyak Rp. 1,46 milyar kepada 283 anggota koperasi dan kelompok usaha petani,nelayan, industri, dan pengusaha mikro.Presiden RI dalam kesempatan ini menyaksikan penyerahan Naskah Akad Kredit dari Direktur Bank Utama BRI, BNI, Mandiri, dan Bukopin kepada perwakilan nasabah KUR, dan menyerahkan secara simbolis Sertifikat BLM untuk PNPM Mandiri tahun 2008 kepada Bupati Purworejo yang mewakili masyarakat Kabupaten Purworejo, serta menyerahkan bantuan berupa Paket Sembako kepada masyarakat.Presiden RI juga meninjau pameran dari hasil pelaksanaan PNPM Mandiri di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Purworejo serta melakukan dialog langsung dengan para wakil penerima PNPM Mandiri dan KUR di Kabupaten Purworejo.